Dalam kitab itqan fi ‘ulumil Quran dikisahkan atas suruhan Umar
bin Khattab, seorang sahabat bertanya kepada Abdullah bin Mas’ud yang
sedang berada di sebuah rombongan yang akan melaksanakan ibadah haji
saat itu.
Abdullah bin Mas’ud ditanya atas lima ayat-ayat Al-Quran yang terbaik, yakni ayat manakah yang ‘azham (paling mulia), ‘adal wa ‘ahkam (paling tinggi hukum dan keadilan), ajma (paling lengkap, menyimpulkan), sedikit namun berisi), ahzan (paling menyedihkan) dan ayat yang anja (paling memberi pengharapan).
Abdullah
bin Mas’ud yang merupakan sahabat Rasulullah SAW yang didoakan menjadi
orang yang paham Al-Quran menjawab, pertama, ayat yang ‘azham (paling mulia) adalah Surah al-Baqarah ayat 155, yang biasa kita sebut dengan ayat kursi.
Pada
ayat tersebut berisikan fondasi tauhid yang kokoh. Seseorang yang
mengaku dirinya beriman dan berjuang di jalan Allah wajib meyakini akan
Allah tiada tuhan selain Dia, memahami sifat Allah yang hidup (hayy), yang berdiri (qayyum), Allah tidak perlu istirahat dan tidur untuk mengurus segala sesuatu di seluruh alam jagad raya dari singgasanaNya.
Keyakinan
akan sifat Allah akan membuat seseorang kuat menghadapi segala
rintangan dan hambatan dalam menjalankan ibadah haji yang merupakan
miniatur kehidupan manusia.
Kedua, adapun ayat yang paling ‘adal wa ‘ahkam
(paling tingggi hukum dan keadilan) adalah surah an-Nahl ayat: 90.
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan,
memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji,
kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu
dapat mengambil pelajaran.
Keadilan adalah keseimbangan dalam
hidup. Tidak hanya memerintahkan kita untuk seimbang dalam segala aspek
kehidupan, Allah juga menyuruh berbuat yang terbaik kepada setiap makluk
dan pada satu tarikan nafas membenci dan memusuhi setiap perbuatn keji,
mungkar dan permusuhan.
Jika setiap orang melakukan ayat hukum dan keadilan di atas, maka dapat dipastikan kehidupan dunia dalam rule of law, aman, tentram dan teratur.
Ketiga, ayat yang paling ‘ajma' (paling lengkap, menyimpulkan) adalah surah al-Zalzalah ayat 7-8). “Barangsiapa
yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat
(balasan)nya, dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar
dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula”.
Perjalanan
kehidupan hanya berada pada dua sisi yakni kebaikan dan keburukan.
Keduanya akan berbalas sesuai dengan perbuatan yang kita lakukan.
Keyakinan
akan balasan baik dan buruk walau sekecil apapun membuat orang akan
selalu pada posisi yang benar yakni seseorang akan mengerjakan perbuatan
baik dan sebaik-baiknya sebab akan berbalas, dan pada saat yang sama
akan menjauhi perbuatan buruk sejauh-jauhnya sebab akan juga akan
berbalas.
Keempat, ayat yang paling menyedihkan ahzan (paling menyedihkan) adalah surah an-Nisa’ ayat 123. “Barangsiapa
yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan
kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong
baginya selain dari Allah.”
Perbuatan buruk akan berbalas
dengan setimpal. Dan yang akan menjadikan kita sangat bersedih adalah di
saat perbuatan buruk akan dibalas dengan keburukan tersebut tidak akan
mendapatkan dispensasi dan pertolongan Allah.
Penyesalan saat
kita telah berada di negeri lain (akhirat) tidak akan berarti dan tidak
seorangpun yang mampu menolong, dan bahkan Allah juga tidak mau
memberikan pertolongan.
Saat itulah penyesalan, kesedihan dan keputusasaan yang tiada taranya dihadapi oleh seseorang yang mengerjakan perbuatan buruk.
Kelima, ayat yang paling memberi pengharapan (anja’) adalah surah az-Zumar ayat; 53. “Katakanlah: “Hai
hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri,
janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah
mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang.
Sebanyak apapun atau sebejat apapun
perbuatan yang pernah kita lakukan kecuali dosa syirik masih
dimungkinkan diberikan pengampunan oleh Allah, dengan catatan orang
tersebut bertaubat, mengakui dosa yang dikerjakan serta memohon kepada
Allah untuk diampuni.
Rahmat Allah sangat terbuka lebar untuk
memberikan ampunan sekaligus memberikan kasih sayangnya kepada orang
yang mau bertaubat secara sungguh-sungguh (nashuha).
Lima ayat di atas menjadi bekal Abdullah bin Mas’ud beserta rombongan yang akan menunaikan ibadah haji saat itu.
Bekal
itu jualah yang patut dibawa dan dipegang setiap orang yang akan dan
sedang menunaikan ibadah haji. Bahkan, pada hakikatnya bekal itulah yang
harus dipegang dalam menjalani kehidupan ini. Wallahu’alam
Sumber: http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/13/10/01/mtyn6u-bekal-haji.
Marhabban...Selamat datang ke blog saya...semoga bermanfaat kepada kita semua...
Selasa, 26 November 2013
Selasa, 18 Disember 2012
Tadabbur: Bayang bayang...
Bayang bayang...
bayang bayang membawa satu erti yang amat besar bagiku. Ia sentiasa mengikuti aku setiap masa, biar pagi, petang mahupun malam. Bentuknya sama seperti diriku, cuma kadang kadang ia menjadi besar, dan kadang kadang menjadi kecil, namun hadirnya sentiasa ada.
pada waktu gelap, walaupun bayang bayang tidak jelas, tetapi ia tetap ada. malah ketika itulah bayang bayang adalah yang TERGELAP dan TERBESAR. Cuma ia diselimuti oleh kegelapan sekeliling.
Bila mentari menjelma, maka ketara atau tertonjollah bayang bayang itu. Baru semua menyedari akan kehadirannya. Di depan kah, atau di belakangkah, tertakluk pada sumber cahaya. jika menghadap kiblat, maka bila mentari timbul, bayang bayang dihadapan kita. Barulah sedar akan kehadirannya, apatah lagi di awal kemunculannya, saiznya paling besar waktu itu.
jam semakin mendetik. mentari kini di tengah tengah. bila ia di atas kepala, bayang bayang tadi mengecil hingga ia adalah yang terkecil sepanjang hari itu.
Dan kini, mentari pun hampir terbenam. Manakah bayang bayang tadi? kini ia dibelakang kita, semakin membesar...hingga ia kembali diselimuti oleh kegelapan malam...
Begitulah dengan jalan hidup kita.
hidup yang sentiasa tidak pernah lepas dari dosa. tanpa kita menyedarinya, dosa seakan rutin hidup. seperti tiada apa yang berlaku, seperti tidak bersalah.
Tiba tiba datanglah cahaya kesedaran, cahaya yang membimbing kita kejalan kebenaran. Bila kita menghadap ke kiblat, setelah sekian lama meninggalkan tiang agama, saat itulah betapa kita menyedari akan kisah lalu kita. betapa jahilnya zaman dulu. betapa burukna zaman lalu...
terus dikejar sinar cahaya keimanan. Terus berusaha lakukan tanggungjawab selaku muslim yang sepatutnya. Semakin menghampii jalan yang lurus, hingga meninggalkan perkara mungkar, dan meninggalkan zaman yang kotor.
Hingga akhirnya, zaman lalu yang 'hitam' kini di belakang kita...semakin jauh ditinggalkan...Alhamdulillah.Cahaya itu mengembalikan kita kejalan yang benar.
Adakah kita akan biarkan diri kita masuk semula kejalan kegelapan?TIDAK! maka KEJARLAH CAHAYA itu!Kejarlah ia...kejarlah...
Rabu, 5 Disember 2012
Rabu, 28 November 2012
jadilah penyebar terpercaya...
Assalamu'alaikum Warahmatullah
Wabarakatuh..
Bismillahir Rahmanir Rahim...
Alhamdulillah...bersyukur yang teramat
sangat kerana telah diberikan peluang untuk menghirup udara untuk
hari ini...
Saudara dan saudariku,
kebelakangan ini terlalu kerap kita
mendengar dan menerima berita berita...berita yang pelbagai unsur.
Dari media media massa seperti televisyen, SMS, dan tidak kurang juga
daripada mulut 'transmitter manusia'. Dan acapkali berita yang
diterima itu, jangan terkejut, jauh asal dari rupa. Ada yang bohong
belaka. Dan ramai yang terus meneriama berita berita tersebut mentah
mentah. Bila mengetahui hal sebenar, rasa tertipu dan dibodohi
menyelubungi hati. Hendak di'rewind' kembali, sayang, terlajak perahu
dapat berpusing, terlajak 'kata'...ish.
Saudara dan saudariku,
perkara ini sering saja terjadi apatah
lagi sejak meletusnya perkembangan media massa. Media massa amat
berpengaruh dalam menyebar luaskan skop sesuatu maklumat. Yang
menyedihkan apabila kini, ramai yang berlumba lumba untuk menjadi
'PENYEBAR PERTAMA', bukan 'PENYEBAR TERPERCAYA'. Gossip dimana mana,
baru dengar dari mulut atau sumber sumber tertentu terus heboh.
Ayat ke-6 dalam Surah Hujurat yang kira
kira bermaksud,
“ Wahai orang orang yang beriman!
Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa sesuatu berita,
maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan sesuatu
kaum kerana kebodohan (kecorobohan), yang akhirnya kamu menyesali
perbuatanmu itu.”
Saudara dan saudariku,
kita rujuk kepada ayat yang tersebut di
atas. Satu panduan daripada Allah. Kita selaku muslim yang beriman,
sepatutnya meneliti apa jua perkhabaran yang diterima, apatah lagi
jika si pembawa berita bukan golongan orang yang beriman. Kerana
Allah melarang kita daripada tunduk kepada jari kaum penentang.
“Janganlah orang orang beriman
menjadikan orang kafir sebagai pemimpin, melainkan orang orang yang
beriman.”(Ali Imran 3:28)
Saudara dan saudariku,
dengan berhati hati apabila menerima
sesuatu berita, banyak musibah dapat kita hindari. Pernahkah awda
menerima SMS berantai? Sama ada berbentuk pesanan ilmiah, mahupun
berita. Biarpun ilmiah, harus kita berhati hati. Jangan terlalu cepat
menerima sehingga kita menjadi manusia yang bodoh. Dan terlalu mudah
menyebarkan pada yang lain. Awda rugi kredit. Bayangkan berapa yang
dapat dijimatkan. Bayang berapa saat dapat dijimatkan. Masa itu
penting. Jangan dibazirkan. Apa saja pembaziran yang kita lakukan,
musuh kita yang nyata memang bersorak gembira bila bertambah
sahabatnya.
Saudara dan saudariku,
banyak persengketaan terjadi akibat
projek penyebaran berita ini. Biarpun sesuatu benda itu benar, tapi
bila ia memburuk, maka si penyebar telah menyebabkan aib seseorang
terbuka. AWAS! Siapa yang sukabila aibnya dibuka? Bertambah parah
bila ia berbentuk fitnah. Dahsyatnya kesan nya. Kepada si 'terfitnah'
dan jua kepada si 'penyebar'. Si terfitnah akan berasa malu yang
teramat sangat. Pelbagai persoalan dan perlabelan diberikan
kepadanya. 'Benarkah?''Kau tak malu ke?”...si penyebar pula, bila
menyedari ia adalah fitnah semata-mata, wah, masa sudah terlambat.
Terlajak sampan dapat berpusing, tapi terlajak 'kata-kata', tidak
mungkin kecuali maaf. Maaf bukan suatu yang mudah.
Saudara dan saudariku,
apa akibatnya pula kalau berita itu
memang baik?tetapi tidak benar?kecoh!berita 'menang hadiah sejumlah
$$$', 'free ini, free itu' tapi bersyarat 'anda mesti
membeli/membelanjakan $$$'. berapa ramai yang terperangkap dalam
modus ini. Berapa ramai yang kerugian. Tidak kah kita mempelajari
sesuatu dari situasi ini? Kerugian harta benda. Memang harta benda
tidak lah yang terpenting, boleh diganti lagi dengan usaha dan
tawakkal dan rezeki dari Illahi. Tapi, bayangkan apa yang dapat
dibuat dengan harta itu di jalan Allah. Beli pakaian anak, makan
minum, derma pada anak yatim dan sebagainya. Sangat menyedihkan bila
ada yang terus jatuh papa sehingga terpaksa meminjam ke hulu ke
hilir.
Saudara dan saudariku,
kini terlalu banyak penyebaran fitnah
yang berlaku. Berhati hatilah. Jangan terlalu mudah percaya akan
sesuatu berita. Sebaliknya, telitilah ia terlebih dahulu akan
kesahihannya. Jangan kita menjadi si penerima fitnah, apatah lagi
penyebar fitnah. Sebaliknya, tegakkan dan sebarkan kebenaran.
“ Janganlah kamu campur-adukkan
antara kebenaran dan kebatilan, dan kamu sembunyikan yang benar
padahal kamu mengetahuinya. “ (Al Baqarah 2:42)
Saudara dan saudariku,
marilah kita saling ingat mengingati.
Semoga kita akan jadi satu ummat yang berjaya.
Assalamu'alaikum Warahmatullah.
Rabu, 10 Oktober 2012
Kisah Sahabat Nabi: Ikrimah bin Abu Jahal
Ikrimah berusia 30 tahun ketika Rasulullah mulai menyampaikan dawah
Islam secara terbuka. Ia adalah seorang bangsawan Quraisy yang
dihormati, kaya, dan berasal dari keturunan ningrat. Kalaulah tidak
terhalang oleh sikap ayahnya yang sangat keras menentang Islam, agaknya
ia telah masuk Islam lebih awal, sebagaimana putra-putra Makkah yang
berpandangan luas dan maju, seperti Saad bin Abi Waqqash dan Mush’ab bin
Umair.
Ikrimah dikenal sebagai pemuda Quraisy yang gagah berani dan seorang penunggang kuda yang mahir. Ia memusuhi Rasulullah hanya karena didorong oleh sikap keras ayahnya yang sangat membenci beliau. Oleh sebab itu, Ikrimah turut memusuhi Rasulullah lebih keras lagi dan menganiaya para sahabat lebih kejam dan bengis, untuk menyenangkan hati ayahnya.
Sejak kematian ayahnya dalam Perang Badar, sikap dan pandangan Ikrimah terhadap kaum Muslimin berubah. Kalau dulu ia memusuhi kaum Muslimin lantaran untuk menyenangkan hati ayahnya, maka kini ia memusuhi Rasulullah dan para sahabatnya karena dendam atas kematian ayahnya. Dan dendam itu ia lampiaskan dalam Perang Uhud.
Ketika Perang Khandaq meletus, kaum musyrikin Quraisy mengepung kota Madinah selama berhari-hari. Ikrimah bin Abu Jahal tak sabar dengan pengepungan yang membosankan itu. Lalu ia nekad menyerbu benteng kaum Muslimin. Usahanya sia-sia, bahkan merugikannya hingga ia lari terbirit-birit di bawah hujan panah kaum Muslimin.
Ketika Fathu Makkah (penaklukan kota Makkah), kaum Quraisy memutuskan tidak akan menghalangi Rasulullah dan kaum Muslimin masuk kota Makkah. Tapi Ikrimah dan beberapa orang pengikutnya tak mengindahkan keputusan itu. Mereka menyerang pasukan besar kaum Muslimin. Namun serangan itu dapat dipatahkan oleh Panglima Khalid bin Walid. Ikrimah melarikan diri ke Yaman lantaran takut dihukum mati oleh Rasulullah.
Ummu Hakim, istri Ikrimah, menemui Rasulullah untuk meminta ampunan. Rasulullah memenuhi permohonan itu. Maka Ummu Hakim pun berangkat menyusul Ikrimah. Setelah bertemu dengan Ikrimah di tempat pengasingannya, Ummu Hakim membujuk suaminya agar mau kembali ke Makkah. Ummu Hakim juga mengabarkan bahwa Rasulullah telah mengampuni dan memaafkannya.
Ketika Ikrimah dan istrinya hampir tiba di kota Makkah, Rasulullah berkata kepada para sahabat, "Ikrimah bin Abu Jahal akan datang ke tengah-tengah kalian sebagai Mukmin dan Muhajir. Karena itu, janganlah kalian memaki ayahnya. Sebab memaki orang yang sudah meninggal berarti menyakiti orang yang hidup. Padahal makian itu tidak terdengar oleh orang yang sudah meninggal."
Ketika Ikrimah dan istrinya memasuki majelis Rasulullah, beliau menyambutnya dengan gembira. Ketika Rasulullah duduk kembali, Ikrimah duduk pula di hadapan beliau dan mengucapkan dua kalimat syahadat sebagai tanda keislamannya. Setelah itu, Ikrimah memohon kepada Rasulullah untuk mendoakannya agar Allah mengampuni dosa-dosa dan kesalahannya yang telah lalu. Rasulullah pun memenuhi permintaan Ikrimah itu.
Maka wajah Ikrimah pun berseri-seri. Kemudian ia berkata, "Demi Allah, ya Rasulullah. Tak satu sen pun dana yang telah saya keluarkan untuk memberantas agama Allah di masa lalu, melainkan mulai saat ini akan saya tebus dengan dengan mengorbankan hartaku berlipat ganda untuk menegakkan agama Allah. Dan tak seorang pun kaum Muslimin yang telah gugur di tanganku, melainkan akan kutebus dengan membunuh kaum musyrikin berlipat ganda, demi untuk menegakkan agama Allah."
Sejak itu, Ikrimah menggabungkan diri ke dalam barisan dakwah sebagai anggota pasukan berkuda yang cekatan dan gagah berani di medan perang. Disamping itu, Ikrimah juga menjadi seorang ahli ibadah dan pembaca Alquran yang tekun di masjid.
Ketika terjadi Perang Yarmuk, Ikrimah maju berperang seperti kesetanan. Melihat tindakan nekat itu, Khalid bin Walid, yang menjadi panglima pasukan segera mengejar, "Ikrimah, kamu jangan bodoh! Kembali! Kematianmu adalah kerugian besar bagi kaum Muslimin."
Namun Ikrimah tidak mempedulikan peringatan tersebut. "Biarkan saja, ya Khalid. Biarkan aku menebus dosa-dosaku yang telah lalu. Aku telah memerangi Rasulullah di beberapa medan peperangan. Pantaskah setelah masuk Islam, aku lari dari tentara Romawi ini? Tidak, sesekali tidak!" Kemudian dia berteriak, "Siapakah yang berani mati bersamaku?"
Beberapa orang segera melompat ke samping Ikrimah, kemudian menerjang ke depan, menghalau pasukan lawan yang terus maju. Akhirnya, walau korban berjatuhan, mereka berhasil memukul mundur pasukan Romawi dengan kemenangan yang gemilang.
Di akhir pertempuran, di bumi Yarmuk berjejer tiga mujahid Muslim yang terkapar dalam keadaan kritis. Mereka menderita luka yang sangat parah; Al-Harits bin Hisyam, Ayyasy bin Abi Rabi'ah dan Ikrimah bin Abu Jahal.
Al-Harits meminta air minum. Ketika air didekatkan ke mulutnya, ia melihat Ikrimah dalam keadaan seperti yang ia alami. "Berikan dulu kepada Ikrimah," kata Al-Harits.
Ketika air didekatkan ke mulut Ikrimah, ia melihat Ayyasy menengok kepadanya. "Berikan dulu kepada Ayyasy!" ujarnya.
Ketika air minum didekatkan ke mulut Ayyasy, dia telah meninggal. Orang yang memberikan air minum segera kembali ke hadapan Harits dan Ikrimah, namun keduanya pun telah meninggal pula.
Sumber: Ahlul Hadits/101 Sahabat Nabi
Ikrimah dikenal sebagai pemuda Quraisy yang gagah berani dan seorang penunggang kuda yang mahir. Ia memusuhi Rasulullah hanya karena didorong oleh sikap keras ayahnya yang sangat membenci beliau. Oleh sebab itu, Ikrimah turut memusuhi Rasulullah lebih keras lagi dan menganiaya para sahabat lebih kejam dan bengis, untuk menyenangkan hati ayahnya.
Sejak kematian ayahnya dalam Perang Badar, sikap dan pandangan Ikrimah terhadap kaum Muslimin berubah. Kalau dulu ia memusuhi kaum Muslimin lantaran untuk menyenangkan hati ayahnya, maka kini ia memusuhi Rasulullah dan para sahabatnya karena dendam atas kematian ayahnya. Dan dendam itu ia lampiaskan dalam Perang Uhud.
Ketika Perang Khandaq meletus, kaum musyrikin Quraisy mengepung kota Madinah selama berhari-hari. Ikrimah bin Abu Jahal tak sabar dengan pengepungan yang membosankan itu. Lalu ia nekad menyerbu benteng kaum Muslimin. Usahanya sia-sia, bahkan merugikannya hingga ia lari terbirit-birit di bawah hujan panah kaum Muslimin.
Ketika Fathu Makkah (penaklukan kota Makkah), kaum Quraisy memutuskan tidak akan menghalangi Rasulullah dan kaum Muslimin masuk kota Makkah. Tapi Ikrimah dan beberapa orang pengikutnya tak mengindahkan keputusan itu. Mereka menyerang pasukan besar kaum Muslimin. Namun serangan itu dapat dipatahkan oleh Panglima Khalid bin Walid. Ikrimah melarikan diri ke Yaman lantaran takut dihukum mati oleh Rasulullah.
Ummu Hakim, istri Ikrimah, menemui Rasulullah untuk meminta ampunan. Rasulullah memenuhi permohonan itu. Maka Ummu Hakim pun berangkat menyusul Ikrimah. Setelah bertemu dengan Ikrimah di tempat pengasingannya, Ummu Hakim membujuk suaminya agar mau kembali ke Makkah. Ummu Hakim juga mengabarkan bahwa Rasulullah telah mengampuni dan memaafkannya.
Ketika Ikrimah dan istrinya hampir tiba di kota Makkah, Rasulullah berkata kepada para sahabat, "Ikrimah bin Abu Jahal akan datang ke tengah-tengah kalian sebagai Mukmin dan Muhajir. Karena itu, janganlah kalian memaki ayahnya. Sebab memaki orang yang sudah meninggal berarti menyakiti orang yang hidup. Padahal makian itu tidak terdengar oleh orang yang sudah meninggal."
Ketika Ikrimah dan istrinya memasuki majelis Rasulullah, beliau menyambutnya dengan gembira. Ketika Rasulullah duduk kembali, Ikrimah duduk pula di hadapan beliau dan mengucapkan dua kalimat syahadat sebagai tanda keislamannya. Setelah itu, Ikrimah memohon kepada Rasulullah untuk mendoakannya agar Allah mengampuni dosa-dosa dan kesalahannya yang telah lalu. Rasulullah pun memenuhi permintaan Ikrimah itu.
Maka wajah Ikrimah pun berseri-seri. Kemudian ia berkata, "Demi Allah, ya Rasulullah. Tak satu sen pun dana yang telah saya keluarkan untuk memberantas agama Allah di masa lalu, melainkan mulai saat ini akan saya tebus dengan dengan mengorbankan hartaku berlipat ganda untuk menegakkan agama Allah. Dan tak seorang pun kaum Muslimin yang telah gugur di tanganku, melainkan akan kutebus dengan membunuh kaum musyrikin berlipat ganda, demi untuk menegakkan agama Allah."
Sejak itu, Ikrimah menggabungkan diri ke dalam barisan dakwah sebagai anggota pasukan berkuda yang cekatan dan gagah berani di medan perang. Disamping itu, Ikrimah juga menjadi seorang ahli ibadah dan pembaca Alquran yang tekun di masjid.
Ketika terjadi Perang Yarmuk, Ikrimah maju berperang seperti kesetanan. Melihat tindakan nekat itu, Khalid bin Walid, yang menjadi panglima pasukan segera mengejar, "Ikrimah, kamu jangan bodoh! Kembali! Kematianmu adalah kerugian besar bagi kaum Muslimin."
Namun Ikrimah tidak mempedulikan peringatan tersebut. "Biarkan saja, ya Khalid. Biarkan aku menebus dosa-dosaku yang telah lalu. Aku telah memerangi Rasulullah di beberapa medan peperangan. Pantaskah setelah masuk Islam, aku lari dari tentara Romawi ini? Tidak, sesekali tidak!" Kemudian dia berteriak, "Siapakah yang berani mati bersamaku?"
Beberapa orang segera melompat ke samping Ikrimah, kemudian menerjang ke depan, menghalau pasukan lawan yang terus maju. Akhirnya, walau korban berjatuhan, mereka berhasil memukul mundur pasukan Romawi dengan kemenangan yang gemilang.
Di akhir pertempuran, di bumi Yarmuk berjejer tiga mujahid Muslim yang terkapar dalam keadaan kritis. Mereka menderita luka yang sangat parah; Al-Harits bin Hisyam, Ayyasy bin Abi Rabi'ah dan Ikrimah bin Abu Jahal.
Al-Harits meminta air minum. Ketika air didekatkan ke mulutnya, ia melihat Ikrimah dalam keadaan seperti yang ia alami. "Berikan dulu kepada Ikrimah," kata Al-Harits.
Ketika air didekatkan ke mulut Ikrimah, ia melihat Ayyasy menengok kepadanya. "Berikan dulu kepada Ayyasy!" ujarnya.
Ketika air minum didekatkan ke mulut Ayyasy, dia telah meninggal. Orang yang memberikan air minum segera kembali ke hadapan Harits dan Ikrimah, namun keduanya pun telah meninggal pula.
Sumber: Ahlul Hadits/101 Sahabat Nabi
Rabu, 26 September 2012
Isnin, 24 September 2012
Langgan:
Ulasan (Atom)


